Selasa, 29 Desember 2015

Memilih Pomade yang cocok

Tidak Disarankan Menggunakan Pomade seperti saya
dengan hold yang sangat kuat dan tahan cuaca
memilih dan membeli pomade sesuai dengan tipe rambut yang kita miliki sebagai berikut.


1. Tentukan jenis pomade, ada 2 jenis pomade :

Water based
Jenis pomade ini memiliki daya rekat/ketahanan yang cukup baik dan mudah untuk dibersihkan dengan air. Bukan berarti semua pomade water based daya rekatnya rendah ya, ada beberapa produk pomade yang daya rekatnya sangat kuat. Untuk pomade jenis ini juga sangat cocok bagi Anda yang banyak menghabiskan kegiatan di indoor

Oil based
Jenis pomade ini memiliki daya rekat/ketahanan yang cukup tinggi dan kuat namun cukup sulit untuk dibersihkan dengan air. Bukan berati tidak bisa dihilangkan ya, (Terkait: Tips Membersihkan pomade). Pomade oil based ini sangat cocok bagi Anda yang memiliki kegiatan di outdoor.

2. Tentukan daya rekat dan daya kilap yang dibutuhkan.

Pilihlah pomade yang memberikan daya rekat dan daya kilap yang dibutuhkan. Biasanya, setiap pomade memiliki skala daya rekat (Hold) dan daya kilap (Shine) tersendiri. Bila Anda membutuhkan pomade dengan daya kilap tinggi, tentu pilih pomade yang memiliki shine lebih inggi dari pada holdnya atau jika menginginkan keduanya, bisa memilih tingkat hold dan shine yang sama.

3. Pilih wangi pomade sesuai selera.

Wangi merupakan ciri khas dari pomade, ada beberapa pomade yang memiliki wangi enak dan tidak enak. Biasanya ini juga tergantung dari harga ya, semakin tinggi harga semakin baik juga wanginya. Tapi tidak memungkinkan juga harga yang murah wanginya tidak enak ya, itu semua tergantung selera masing-masing.

4. Tentukan pomade sesuai tipe rambut.

Untuk tipe rambut yang lurus dan mudah untuk 'ditata' cukup memilih jenis pomade yang tidak begitu ekstra hold.

Sebaliknya, untuk tipe rambut yang bergelombang ataupun ikal sangat disarankan menggunakan pomade ekstra hold atau kerekatan yang cukup kuat.


Contoh Essay dan Format Penulisan Essay untuk Tugas Bahasa Indonesia Ataupun Lomba dsb

font: Times New Roman No.12
Margin : atas-bawah-kiri-kanan=4-3-3-2.5
kritik dan saran silahkan ketik pada kolom komentar, komentar yang bersifat membangun di butuhkan karena saya juga masih dalam tahap belajar.
_________________________________________________________________________________

Kontribusiku bagi Indonesia
Kontribusi yang telah, sedang dan akan saya lakukan untuk masyarakat / lembaga / instansi / profesi komunitas saya

oleh: Dimas Arief Wicaksono 

            Saya adalah orang yang mempunyai antusias yang sangat tinggi. Saya selalu bersemangat mengikuti kegiatan yang menurut saya bermanfaat. Hal ini di buktikan dengan keaktifan saya di beberapa organisasi yang cukup tinggi. Jiwa antusias yang saya miliki membuat saaya selalu semangat dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan. Menurut saya kegiatan bermanfaat yang melibatkan tim itu sangat menyenangkan dan menantang.
            Kontribusi saya yang berhubungan dengan orang banyak saya mulai ketika saya duduk di sekolah menengah pertama. Saat saya duduk di sekolah menengah pertama saya sudah menjadi wakil ketua OSIS. Saya menjalani semua kegiatan dengan penuh semangat. Teman-teman mempercayai kinerja saya sebagai anggota OSIS.  Selama tiga tahun saya tetap menduduki posisi sebagai wakil ketua OSIS.
            Banyak kegiatan yang saya ikuti ketika saya duduk di sekolah menengah pertama. Saya cukup bangga dengan kegiatan berupa lomba. Bagi saya lomba lomba yang saya ikuti bisa menumbuhkan motivasi bagi teman-teman saya dan mengharumkan nama sekolah. Beberapa lomba yang saya ikuti adalah lomba cerdas cermat, lomba nasyid, dan lomba gerak jalan yang kemudian semuanya berhasil meraih peringkat pertama meskipun hanya tingkat kecamatan.
            Saya tetap aktif menjalankan kegiatan OSIS hingga sekolah menengah atas. Saya aktif di berbagai kegiatan OSIS. Saya ikut studi banding ke salah satu sekolah yang dinilai cukup baik untuk di pelajari dan di terapkan beberapa program yang di nilai baik. Kegiatan lain yang saya lakukan yaitu bersama anggota OSIS yang lain membangun Green House di sekolah. Green House adalah sebuah ruangan terbuka yang berisi berbagai tumbuhan yang menghasilkan.
            Saya melanjutkan kuliah di Fakultas Kedokteran salah satu  perguruan tinggi swasta di Pekanbaru. Saya berasal dari keluarga yang mayoritas bekerja di bidang kesehatan. Hal ini memotivasi saya untuk mengambil jurusan kesehatan. Selain itu, jiwa antusias dan jiwa sosial saya yang tinggi turut mendorong saya mengambil jurusan tersebut.
            Kontribusi saya di perguruan tinggi di mulai saat saya mengikuti kegiatan himpunan mahasiswa kedokteran. Meskipun belum tergabung dalam keanggotaan himpunan mahasiswa, saya terbilang aktif dalam kegiatan himpunan tersebut. Salah satu kegiatan yang menurut saya paling berguna adalah ikut serta melakukan kegiatan di stand kedokteran pada acara car-free day setiap minggunya. Kegiatan yang di lakukan adalah cek tekanan darah, cek gula darah, cek kolesterol. Kegiatan-kegiatan tersebut sangat terasa manfaatnya terutama dalam pamahaman perkuliahan dan praktek. Terbukti dari IPK terakhir yang memuaskan yaitu 3,54.
            Kontribusi besar lain yang telah saya lakukan adalah turut serta menjadi panitia seminar nasional tentang  Obstetri dan Ginekologi. Kerja keras dan jiwa antusias yang saya miliki membuat saya dipercaya untuk menjadi anggota kepanitiaan sebagai seksi acara. Kerja sama yang baik membuat acara berjalan nyaris sempurna. Seminar nasional ini saya jadikan sebuah pelajaran awal dalam menjalani tugas dengan tanggung jawab yang cukup besar.
            Salah satu organisasi yang saya ikuti  adalah IPPMR atau Ikatan Pemuda Pelajar dan Mahasiswa Reteh. Kontribusi yang saya lakukan adalah aktif mengikuti kegiatan IPPMR. Program kerja yang telah di laksanakan IPPMR adalah penyuluhan tentang perguruan tinggi di sekolah-sekolah  Kecamatan Reteh, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau. Program kerja IPPMR yang lain adalah mengadakan bimbingan belajar gratis bagi tamatan SMA Reteh yang akan mengikuti seleksi masuk perguruan tinggi. Kemudian beberapa program kecil lainnya seperti mengadakan pertandingan futsal, buka bersama di bulan Ramadhan dan kegiatan menjaga kebersihan lingkungan.
            Saat ini saya sedang menjalani kuliah di jurusan Teknik Sipil Universitas Riau. Saya sudah berhenti dari perguruan tinggi sebelumnya karena masalah finansial. Teknik Sipil adalah salah satu pilihan saya karena saya juga pernah bercita-cita bekerja di proyek pembangunan dan ditambah lagi saya suka bekerja dalam tim.
            Kontribusi yang saya lakukan pada tahap permulaan ini adalah belajar dengan giat. Teknik sipil adalah jurusan dengan tanggung jawab yang besar sehingga di butuhkan keahlian yang tinggi. Dibutuhkan usaha ekstra agar mengerti dan bisa mengikuti pelajaran yang berkenaan dengan orang banyak ini. Dengan giat dan tekun dalam belajar saya yakin bisa mengikuti kuliah dengan lancar.
            Kontribusi yang ingin saya lakukan adalah melakukan kegiatan  yang bermanfaat bagi saya sendiri dan orang lain. Selama kegiatan yang saya lakukan tidak mengganggu perkuliahan dan bersifat baik maka akan saya ikuti. Kegiatan yang saya sukai adalah kegiatan yang berhubungan dengan jurusan saya saat ini. Kegiatan yang berkaitan dengan jurusan akan mempermudah pemahaman dalam perkuliahan.

            Ke depannya saya sangat merencanakan karir saya dalam bidang ilmu sipil. Saya cenderung ingin bekerja di lapangan daripada bekerja di ruangan kantor. Saya ingin kembali ke daerah asal saya di  Kecamatan Reteh yang pembangunannya masih sangat minim. Saya ingin berkontribusi dalam membangun infrastruktur daerah asal saya yang kebanyakan dipegang oleh kontraktor yang bukan sarjana sipil. 

Penyelidikan Geologi : Metode Geolistrik

A. Definisi dan Tujuan
            Geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang mempelajari sifat aliran listrik bumi dengan menginjeksikan arus listrik ke dalam bumi.  
            Penyelidikan Geologi dengan menggunakan metode geolistrik bertujuan untuk mengetahui karakteristik lapisan batuan bawah permukaan sampai kedalaman sekitar 300 m sangat berguna untuk mengetahui kemungkinan adanya lapisan akifer yaitu lapisan batuan yang merupakan lapisan pembawa air. Umumnya yang dicari adalah ‘confined aquifer’ yaitu lapisan akifer yang diapit oleh lapisan batuan kedap air (misalnya lapisan lempung) pada bagian bawah dan bagian atas. ‘Confined’ akifer ini mempunyai ‘recharge’ yang relatif jauh, sehingga ketersediaan air tanah di bawah titik bor tidak terpengaruh oleh perubahan cuaca setempat.
            Salain kegunaan tersebut, Geolistrik dipakai untuk mendeteksi adanya lapisan tambang yang mempunyai kontras resistivitas dengan lapisan batuan pada bagian atas dan bawahnya. Bisa juga untuk mengetahui perkiraan kedalaman ‘bedrock’ untuk fondasi bangunan. Metoda geolistrik juga digunakan untuk menduga adanya panas bumi (geotermal) di bawah permukaan. Hanya saja metoda ini merupakan salah satu metoda bantu dari metoda geofisika yang lain untuk mengetahui secara pasti keberadaan sumber panas bumi di bawah permukaan.

B. Tata Cara
            Dalam penyelidikan geolistrik ada beberapa tahapan kegiatan yang perlu dilaksanakan, meliputi penentuan titik ukur, persiapan peralatan, dan kegiatan lapangan (pengambilan data, pengolahan data). Penentuan rencana dan pengukuran titik-titik ukur geolistrik harus mengikuti persyaratan tertentu dengan tujuan untuk mendapatkan data yang baik serta mewakili suatu wilayah prospek. Demikian juga, pada saat pengambilan data/pengukuran di lapangan harus mengikuti persyaratan dan tatacara tertentu untuk mendapatkan data lapangan yang baik, terhindar dari gangguan (noise) dan aman (dari petir, hujan dsb).
a. Penentuan dan Pengukuran Titik Ukur
            Rencana titik ukur geolistrik ditentukan sebelum keberangkatan ke lapangan dan harus memenuhi kriteria:
(1)              Penentuan titik ukur harus memperhatikan kondisi geologi misalnya posisi lintasan titik ukur memotong arah struktur geologi dengan mempertimbangkan faktor kesulitan medan (topografi). 
(2)              Distribusi titik ukur tersusun dalam lintasan-lintasan sehingga membentuk grid, kecuali pada medan (topografi) yang tidak memungkinkan dilakukan pengukuran geolistrik maka dapat dipindahkan ke tempat lain.
(3)              Setiap lintasan diusahakan membentuk garis lurus dengan deviasi maksimum sebesar 20o.
(4)              Titik pengukuran untuk data sounding umumnya berada pada daerah yang dianggap prospek dan ingin diketahui lapisannya secara lebih detail.

b. Peralatan Geolistrik
Peralatan geolistrik terdiri dari perangkat alat pengirim arus (transmitter), penerima potensial (receiver), dan alat penunjang (accessories).
(1)              Perangkat alat pengirim arus
       Terdiri dari pembangkit arus DC atau arus AC dengan frekuensi sangat rendah (<20 10.000="" 1="" 4="" 75="" ac="" alat="" ampermeter="" arah="" arus.="" arus="" atas="" atau="" bacaan="" baik="" baja="" berfungsi="" berupa="" besi="" cm.="" dalam="" dan="" dapat="" daya="" dengan="" di="" dibutuhkan="" dihubungkan="" dikirim="" dilengkapi="" elektroda="" frekuensi="" harus="" hingga="" hz="" kabel="" ke="" ketelitian="" ketiga="" konduktivitas="" kva.="" lapangan.="" listrik="" logam="" ma.="" ma="" membalikkan="" membangkitkan="" mempunyai="" mengeluarkan="" mengirim="" merupakan="" o:p="" pada="" panjang="" pembalik="" pembangkit="" pengirim="" pengukuran="" perangkat="" rendah="" rentang="" saat="" sangat="" searah="" sekitar="" sekurang-kurangnya="" seperti="" serta="" sumber="" tanah.="" tembaga="" tersebut="" untuk="" yang="">
(2)              Perangkat alat penerima potensial
       Terdiri dari voltmeter, penyelaras (kompensator), dan elektroda potensial. Voltmeter mempunyai rentang bacaan antara 0,001 mVolt s.d. 100 Volt dengan faktor kesalahan kurang dari 5%; mempunyai input impedansi ± 1 MW. Kompensator yang mampu menghilangkan pengaruh dari potensial alam (self potensial). Elektroda potensial berupa pot non polarisasi dengan porositas yang baik, dan dirangkai dengan batang yang biasanya menggunakan bahan tembaga sebagai alat penghubung dengan voltmeter/kompensator.
(3)              Peralatan Penunjang.
       Selain peralatan utama, dalam pengukuran geolistrik juga dibutuhkan beberapa peralatan penunjang untuk mempermudah kegiatan di lapangan, yaitu radio komunikasi (Handy Talky), kertas grafik Log-log, lempung (bentonit) bila diperlukan, gendongan (carry bone), tool kit dan multimeter. Alat penunjang lain meliputi alat keselamatan kerja, seperti tenda pelindung panas dan hujan, masker gas, sepatu lapangan, topi pelindung kepala (helm), jas hujan, dll. Alat lain termasuk alat penghitung/kalkulator, alat tulis.

c. Kegiatan Lapangan
Kegiatan pengambilan data di lapangan meliputi persyaratan dan tata cara pengambilan data, yang dibutuhkan untuk mengatur pengambilan data lapangan sehingga didapatkan hasil yang baik. Syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam pengambilan data geolistrik, diantaranya:
(1)              Sebelum pengukuran harus dilakukan pengenalan medan lapangan untuk mengetahui strategi pengukuran yang efisien dan efektif.
(2)              Pengambilan data dilakukan pada titik ukur yang telah direncanakan.
(3)              Persiapan alat ukur geolistrik wajib dilakukan untuk memastikan bahwa peralatan dapat berfungsi dengan baik dan lengkap (disesuaikan dengan kebutuhan).
(4)              Data yang dibaca di lapangan berupa kuat arus listrik dan beda potensial.
(5)              Data yang dibutuhkan wajib dicatat sesuai format data.
Perlu diperhatikan, bahwa pengambilan data tidak boleh dilakukan atau sebaiknya dihindarkan dari:
(1)               Terdapat kebocoran arus listrik pada saat pengukuran.
(2)               Kondisi hujan sehingga mempengaruhi hasil pengukuran ataupun membahayakan jiwa para petugas.
(3)               Pengaruh induksi arus listrik tegangan tinggi (PLN, generator listrik, mesin pabrik, dan lain-lain).
(4)               Aliran air (selokan maupun pipa air) yang menimbulkan polarisasi arus.
Secara umum kegiatan pengukuran atau pengambilan data geolistrik di lapangan terdiri dari pengesetan (setting) dan pembacaan alat. Tata cara pengambilan data pemetaan tahanan jenis (mapping) diuraikan di bawah ini:
(1)              Kabel arus dibentangkan searah dengan lintasan melalui titik-titik ukur yang telah ditentukan, panjang kabel sekurang-kurangnya 2 kali bentangan AB/2 maksimum (2 x AB/2 maksimum). 
(2)              Elektroda potensial (M,N) ditanam di tanah. Untuk mendapatkan kontak yang bagus dengan tanah, lubang tanah perlu dibersihkan dari pengotor (tanaman, batuan, dan lain-lain). Jika lubang tanah kering, maka perlu disiram dengan air dan/atau jika lubang berada di atas batuan, maka perlu ditutup dengan lempung basah.
(3)              Perangkat alat pengirim arus dan penerima potensial dipersiapkan terpisah di sekitar titik ukur. Perangkat pengirim arus harus dijauhkan dari lokasi pemasangan elektroda potensial (porouspot).
(4)              Perangkat pengirim arus dihubungkan dengan elektroda arus melalui kabel dan bentangan kabel diusahakan tidak menempel tanah.
(5)              Perangkat penerima potensial dihubungkan dengan elektroda potensial melalui kabel. Kabel potensial diusahakan tidak berdekatan dengan kabel arus.
(6)              Kontak elektroda potensial harus dites dengan mengukur tahanan listriknya dan diusahakan memberikan harga <1 2.="" besar="" cara="" dengan="" diperbaiki="" harus="" jika="" kohm.="" kontak="" maka="" masih="" o:p="" pada="" poin="" seperti="">
(7)              Elektroda arus (A,B) ditanam di tanah sehingga tercapai kontak arus listrik yang bagus pada bentangan AB/2 yang sudah ditentukan. Kontak elektroda arus (A,B) dites dengan mengukur tahanan listriknya dan diusahakan memberikan harga <1 air="" atau="" baik="" belum="" bila="" cara="" dengan="" didapat="" diperbaiki="" dipindahkan="" elektroda="" harus="" jika="" ke="" kohm.="" kontak="" lapisan="" maka="" memiliki="" menyiram="" o:p="" tanah="" tanahnya="" tebal.="" tempat="" tipis="" yang="">
(8)              Kabel arus dipastikan tidak mengalami kebocoran. Kebocoran biasanya disebabkan oleh adanya kontak antara kabel yang terkelupas dengan bahan yang dapat menghantarkan arus listrik (tanah basah, pohon basah, air, dan lain-lain). Untuk melihat adanya kebocoran dapat dilakukan dengan memutuskan hubungan kabel dengan elektroda arus, kemudian mengukur tahanannya. Apabila setelah hubungan kabel diputus masih terdapat nilai tahanan berarti ada kebocoran.
(9)              Arus listrik dialirkan dari sumber arus ke titik A dan B secara bergantian dengan perioda 5 – 10 detik. Besarnya arus listrik yang dialirkan melalui elektroda arus disesuaikan dengan jarak bentangan AB/2, semakin besar bentangan maka semakin besar arus yang dialirkan. Biasanya pada kenaikan jarak bentangan kabel sepanjang 1 meter setara dengan kenaikan arus 1 mA.
            Data yang dibaca pada alat pengukuran geolistrik berupa kuat arus (mA) dan selisih potensial (V).

            Nilai tahanan jenis semu diplot pada kertas grafik log-log untuk melihat kualitas data. Jika garis antara dua titik membentuk sudut lebih dari 45o terhadap garis datar, maka dilakukan pengulangan pengambilan data. Pada saat akan melakukan pengukuran ulang perlu diperiksa kembali tahanan elektroda potensial dan elektroda arus untuk meyakinkan bahwa kontak elektroda bagus. Untuk mendapatkan data dengan tingkat kepercayaan yang lebih tinggi maka pembacaan data dilakukan beberapa kali (biasanya 5 kali).

Pengaruh Topografi, Kemiringan, Iklim, Air, Vegetasi Dan Waktu Terhadap Berbagai Macam Jenis Keruntuhan Tanah/Batuan

Pengaruh Topografi, Kemiringan, Iklim, Air, Vegetasi Dan Waktu Terhadap Berbagai Macam Jenis Keruntuhan Tanah/Batuan
1. Runtuhan (Fall)

Jenis gerakantanah ini bergerak dengan sedikit atau tanpa perpindahan geser antara material, lebih banyak bergerak melalui media udara dengan cara dengan cara jatuh bebas, meloncat atau mengelinding. Runtuhan biasanya terjadi pada lereng terjal sampai tegak, biasanya ini terjadi kaena adanya pemotongan lereng yang tidak memperhitungkan nilai kestabilan lerengnya.
·         Topography, bentuk permukaan bumi yang berupa tebingtebing terjal memungkinkan terjadinya runtuhan batu secara jatuh bebas atau di sebut juga runtuhan.
·         Kemiringan, kemiringan lereng yang memungkinkan terjadinya runtuhan adalah berupa lereng terjal.
·         Iklim, perubahan iklim secara terus menerus mengakibatkan pelapukan dan gaya tahan berkurang.  Kemarau panjang dapat menyebabkan retakan pada tanah dan batuan. Ketika berganti musim penghujan retakan tersebut terisi oleh air dan menyebabkan lemahnya batuan tersebut.
·         Air, air berperan dalam proses pelapukan batuan.
·         Vegetasi, sistem perakaran dari pohon yang baik membantu menahan tanah dan batuan dari perherakan. Tetapi beban dari pohon itu sendiri menambah gaya dorong akibat gravitasi
·         Waktu, bervariasi tergantung perubahan iklim dan jenis tanah. Semakin ekstrim iklim yang di hadapi maka biasanya semakin memudahkan terjadinya runtuhan.
2. Rebahan (Topples)

Jenis gerakantanah ini bergerak di bawah pengaruh momen putar dengan letak titik poros putaran di bawah titik pusat gravitasi masa. Biasanya terjadi pada batuan di lereng sangat terjal sampai tegak yang mempunyai bidang – bidang diskontinuitas hampir tegak, dipengaruhi oleh tekanan air pada retakan – retakan lebih sering terjadi pada lereng tanah.

·         Topography, bentuk lereng yang memungkinkan terjadinya rebahan berupa lereng lereng yang terjal di sertai bidang yang terpisah atau jenis batuan yang berbeda tegak lurus. Sehingga diskontinuitas yang hampir tegak lurus ini memungkinkan tanah di depannya rebah.
·         Kemiringan, kemiringan lereng yang memungkinkan terjadinya rebahan adalah lereng yang terjal
·         Iklim, perubahan iklim secara terus menerus mengakibatkan pelapukan dan gaya tahan berkurang.  Kemarau panjang dapat menyebabkan retakan pada tanah dan batuan. Ketika berganti musim penghujan retakan tersebut terisi oleh air dan menyebabkan lemahnya batuan tersebut
·         Air, air yang masuk di antara celah lapisan batuan yang terdapat diskontinuitas menyebabkan semakin berkurangnya gaya yang menahan lapisan batuan di depannya. Sehingga terjadilah rebahan.
·         Vegetasi, sistem perakaran berfungsi menambah gaya yang menahan bidang lereng
·         Waktu, bervariasi tergantung perubahan iklim dan jenis tanah. Semakin ekstrim iklim yang di hadapi maka biasanya semakin memudahkan terjadinya runtuhan.

3. Longsoran (Slide)
Jenis gerakantanah ini bergerak di sepanjang satu atau beberapa bidang lincir, longsoran ini dibedakan dalam 2 janis :
1. Longsoran Rotasi atau nendatan (Slump) longsoran ini bergerak pada bidang lincir berbentuk cekung, di bawah pengaruh gaya momen putar yang titik porosnya terletak di atas titik pusat gravitasi.

·         Topography, bidang gelincir berbentuk cekung
·         Kemiringan, kemiringan lereng yang cukup curam.
·         Iklim, perubahan iklim menyebabkan tanah tidak stabil. Ketika mengalami kekeringan, akan terbentuk retakan tanah. Ketika memasuki musim penghujan air akan merembes melalui celah celah retakan hingga bidang cekung yang memungkinkan terjadinya longsoran rotasi
·         Air, air yang merembes hingga bidang cekung di lapisan bawah tanah.
·         Vegetasi, ketiadaan vegetasi menyebabkan gaya yang menahan tidak sebanding dengan gaya dorong akibat gravitasi.
·         Waktu, waktu yang lazim terjadinya longsoran ini adalah musim penghujan.
2. Gerakan dengan betuk blok atau pecahan masa koheren, baik batuan maupun tanah yang bergerak bersama bidang geser atau di atas material yang telah berubah bentuk akibat dari pembuburan (Liquified)atau aliran plastis dari material pada bagian bawah.

·         Topography, lereng tanah/bebatuan yang cukup curam dan terdapat liquified pada lapisan batuan di bawahnya dengan bidang gelincirbyang cenderung lurus.
·         Kemiringan, bentuk lereng yang mempengaruhi dengan kemiringan yang cukup curam.
·         Iklim, perubahan iklim menyebabkan tanah tidak stabil. Ketika mengalami kekeringan, akan terbentuk retakan tanah. Ketika memasuki musim penghujan air akan merembes melalui celah celah retakan hingga bidang gelincir yang memungkinkan terjadinya longsoran rotasi
·         Air, berpengaruh dalam proses pelapukan batuan, erosi dan liquified lapisan batuan di bawahnya.
·         Vegetasi, berpengaruh pada penyerapan dan daya ikat sistem perakaran dengan tanah. Tanpa vegetasi lereng menjadi lemah dan rawan longsor.
·         Waktu, umur batuan dan perubahan iklim
4. Pancaran Lateral (Lateral Spreed)
Jenis gerakantanah ini bergerak dengan cara translasi pada kemiringan landai sampai datar.
·         Topography, Gerakan ini banyak terjadi pada batuan dasar, terutama yang terletak pada puncak tebing.
·         Kemiringan, biasanya terjadi pada lereng yang landai hingga datar
·         Iklim, pengaruh iklim pada lateral spreading adalah retakan karena perubahan iklim
·         Air, air membantu proses penyebaran dan pelapukan batuan serta liquified.
·         Vegetasi, sebagai penahan (sistem perakaran) dan menjaga kestabilan siklus air pada lereng.
·         Waktu, biasanya berlangsung dalam waktu yangg cukup panjang.

5. Aliran (Flows)

Gerakantanah ini dapat terjadi pada batuan, tetapi lebih sering terjadi pada bahan rombakan atau tanah berbutir halus, aliran pada batuan dan pada bahan rombakan/tanah bergerak dengan mekanisme yang berbeda. Aliran biasanya terjadi pada bahan rombakan (debris), tanah berbutir halus (pasir halus, lanau, lempung) atau lempung yang membubur. Bentuk gerakantanah ini di bedakan menjadi aliran bahan rombakan (debris flow), aliran tanah (earth flow) dan aliran lumpur (mud flow).
·         Topography, bentuk dan kemiringan lereng berpengaruh pada kecepatan jan jenis aliran.
·         Kemiringan, lereng yang curam meningkatkan gaya dorong material lereng. Aliran cepat (rapid flowage) biasanya terjadi pada lereng yang curam sedangkan rayapan (creep) dan aliran lambat biasanya terjadi pada lereng yang lebih landai.
·         Iklim dan air, musim penghujan mengakibatkan tanah menjadi jenuh air. Aliran (flows) terjadi pada tanah dan batuan yang jenuh air
·         Vegetasi, pepohonan mencegah terjadiny aliran karena bersifat menyerap air tanah menjaga jumlah air pada tanah. Sistem perakaran meningkatkan gaya tahan tanah mencegah terjadinya flows.
·         Waktu, bervariasi dari rayapan, aliran lambat, hingga aliran cepat.


Sabtu, 21 Februari 2015

Prostodonsia: GTSL (gigi Tiruan Sebagian Lepasan) & GTC (Gigi Tiruan Cekat)


Gigi tiruan sebagian lepasan
Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami Gigi Tiruan Sebagian Lepasan
1. Definisi Mengenai Ilmu Prostetik, prostodonsia
Prostodontics diterjemahkan sebagai prostodonsi atau prostodonsia yaitu ilmu geligi tiruan atau ilmu gigi tiruan. Menurut ADA (Amnerican Dental Association), prostodonsi adalah ilmu dan seni pembuatan suatu penggantian yang padan (=sesuai) bagi hilangnya bagian korona gigi, satu atau lebih gigi asli yang hilang serta jaringan disekitarnya agar supaya fungsi, penampilan, rasa nyaman dan kesehatan yang terganggu karenanya dapat dipulihkan.
Protesa (=prosthesis) dimaksudkan suatu penggantian buatan atau tiruan yang dibuat untuk menggantikan salah satu bagian tubuh yang hilang atau memang lahir tidak ada; misalnya tangan, kaki, mata, dsb.
Prostetik (=prosthetics) adalah seni dan ilmu yang bersangkutan dengan pembuatan, pemasangan dan perawatarn dengan suatu protesa.
CABANG ILMU PROSTODONSIA
1.       Prostodonsia Lepasan (Ilmu Geligi Tiruan Lepasan=Removable Prosthodontics)
2.       Prostodonsi Cekat ( Ilmu geligi Tiruan cekat= Fixed Prosthodontics)
3.       Prostetik Maxilo Fasial ( Maxillo Facial Prosthetics = prostetik yang berhubungan mengenai wajah dan tulang rahang)
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Prostodontics (Gigi Tiruan)
Gigi Tiruan (denture) adalah Suatu bentukan gigi yang menggantikan sebagian atau seluruh gigi asli yang hilang dan atau jaringan pendukungnya. Gigi tiruan cekat merupakan piranti prostetik permanen yang melekat pada gigi yang masih tersisa, yang menggantikan satu atau lebih kehilangan gigi. Jenis restorasi   ini   telah   lama   disebut   dengan   gigi tiruan   jembatan   (Shilingburg, dkk,1997).


2. Pembagian Gigi Tiruan Sebagian Lepasan jaringan Pendukung
Berdasarkan jaringan pendukung
a. Tooth borne, yaitu pendukung gigi tiruan adalah gigi asli
b. Tooth tissue borne, yaitu pendukung  gigitiruan adalah gigi dan jaringan lunak
3. Perbedaan Gigi tiruan sebagan lepasan dan gigi tiruan cekat
1.       Gigi Tiruan Cekat (GTC)
Adalah pembuatan Gigi Tiruan yang menggantikan satu atau lebih gigi yang hilang dan tidak dapat dilepas oleh pasiennya sendiri maupun dokter gigi karena dipasangkan secara permanen pada gigi asli yang merupakan pendukung utama dari restorasi.
2.       Gigi Tiruan Sebagian Lepasan (GTS)
Adalah Gigi Tiruan yang mengganti satu atau lebih gigi, tetapi tidak seluruh gigi asli dan/atau struktur pendukungnya, didukung oleh gigi dan/atau mukosa yang dapat dilepas dari mulut dan dipasangkan kembali. (Glossary of Prosthodontic terms, 1987).
Gigi Tiruan Sebagian
Seperti yang telah disinggung sebelumnya, gigi tiruan dapat berupa gigi tiruan lepasan ataupun cekat. Gigi tiruan sebagian umumnya terdiri dari elemen gigi tiruan dari akrilik yang dilekatkan ke basis resin akrilik (semacam plastik) yang berwarna merah muda menyerupai gusi.  Selain menggunakan basis akrilik, bisa juga menggunakan kerangka logam, yang menawarkan kelebihan yang lebih banyak dibandingkan gigi tiruan dengan basis akrilik.
  • Gigi tiruan sebagian lepasan


Gigi tiruan sebagian lepas untuk rahang atas, elemen gigi dari akrilik dengan kerangka logam (metal partial denture). Gigi tiruan jenis ini relatif lebih nyaman bagi pasien.
(www.youngfamilydentistry.org)
Gigi tiruan sebagian lepas untuk rahang atas,   dengan basis akrilik yang berwarna merah muda, menyerupai gusi, dengan bantuan cengkeram dari logam yang akan memegang gigi penjangkaran supaya gigi tiruan tidak akan lepas saat pasien mengunyah makanan
(www.drjoygraham.com)
Gigi tiruan sebagian cekat
Gigi tiruan jenis ini tidak dapat dilepas pasang sendiri oleh pasien karena dicekatkan ke gigi dengan menggunakan semen kedokteran gigi, lebih dikenal dengan istilah mahkota tiruan / dental crown dan mahkota tiruan jembatan /dental bridge.
  • Mahkota tiruan (dental crown)
Crown dibuat pada kasus dimana mahkota gigi sudah rusak, atau pada gigi yang sudah dirawat saluran akar.Crown menutupi seluruh bagian mahkota gigi yang sebelumnya sudah diasah terlebih dahulu. 

Ilustrasi mahkota tiruan penuh pada gigi depan rahang atas. Gigi yang akan dipasang crown terlebih dulu diasah, kemudian crown dilekatkan dengan menggunakan semen khusus kedokteran gigi
  • Mahkota tiruan jembatan (dental bridge)
Bridge dibuat untuk menggantikan satu atau lebih gigi yang hilang, dengan  menggunakan gigi di sebelah gigi yang hilang sebagai penjangkaran. Gigi di sebelah gigi yang hilang akan diasah, lalu dipasangkan mahkota tiruan.

Crown dapat terbuat dari logam (all metal), porselen (all porcelain), resin akrilik, atau paduan logam dengan porselen (porcelain-fused-to-metal crown/PFM) atau bahan resin komposit dengan penguatan fiber. Yang paling sering digunakan adalah PFM crown, karena paling menyerupai tampilan gigi asli dengan kekuatan yang baik untuk menahan tekanan kunyah


4. Fungsi Gigi Tiruan Sebagian Lepasan
Menurut Prayitno (dalam Taqwim 2008), tujuan dari perawatan gigi tiruan jembatan yaitu :
1.      Mencari Keserasian oklusi.
Harus ada keserasian geligi terhadap sendi temporomandibula. Ini terjadi kalau mandibula dapat menutup langsung dalam oklusi sentris tanpa danya kontak prematur mandibula. Jadi terdapat keserasian antara geligi dengan sendi dan otot kunyah. Keadaan seperti ini disebut keserasian oklusi.

2.      Peningkatan Fungsi Bicara / Fonetik Alat bicara dibagi dalam dua bagian.
 Pertama, bagian yang bersifat statis, yaitu gigi, palatum dan tulang alveolar. Kedua yang bersifat dinamis, yaitu lidah, bibir, vulva, tali suara dan mandibula. Alat bicara yang tidak lengkap dan kurang sempurna dapat mempengaruhi suara penderita, misalnya pasien yang kehilangan gigi depan atas dan bawah. Kesulitan bicara dapat timbul, meskipun hanya bersifat sementara. Dalam hal ini geligi tiruan dapat meningkatkan dan memulihkan kemampuan bicara, artinya ia mampu kembali mengucapkan kata-kata dan berbicara dengan jelas, terutama bagi lawan bicaranya.

3.    Perbaikan dan Peningkatan Fungsi Pengunyahan. 
Jika ada gigi yang hilang otomatis pola kunyah terganggu, atau terselipnya makanan di bagian yang tidak bergigi

4.      Pelestarian Jaringan mulut yang masih tinggal. 
Pemakaian geligi tiruan berperan dalam mencegah atau mengurangi efek yang timbul karena kehilangan gigi.

5.      Pencegahan Migrasi Gigi . 
Bila sebuah gigi dicabut atau hilang, gigi tetangganya dapat bergerak memasuki ruang kosong tadi. Migrasi seperti ini pada tahap selanjutnya menyebabkan renggangnya gigi lain. Dengan demikian terbukalah kesempatan makanan terjebak disitu, sehingga mudah terjadi akumulasi plak interdental. Hal ini menjurus kepada peradangan jaringan periodontal serta dekalsifikasi permukaan proksimal gigi. Membiarkan ruang bekas gigi begitu saja akan mengakibatkan pula terjadinya overerupsi gigi antagonis dengan akibat serupa. Bila overerupsi ini sudah demikian hebat sehingga menyentuh tulang alveolar pada rahang lawannya, maka akan terjadi kesulitan untuk pembuatan protesa di kemudian hari.

6.      Peningkatan Distribusi Beban Kunyah. 
Hilangnya sejumlah besar gigi mengakibatkan bertambah beratnya beban oklusal pada gigi yang masih tinggal. Keadaan ini memperburuk kondisi periodontal, apalagi bila sebelumnya sudah ada penyakit periodontal. Akhirnya gigi jadi goyang dan miring, terutama ke labial untuk gigi depan atas. Bila perlekatan periodontal gigi-gigi ini kuat, beban berlebih tadi akan menyebabkan abrasi berlebih pula pada permukaan oklusal/insisal atau merusak restorasi yang dipakai. Pembuatan restorasi pada kasus seperti ini menjadi rumit dan perlu waktu lama. Overerupsi gigi pada keadaan tertentu dapat pula mengakibatkan terjadinya kontak oklusi premature atau interfernsi oklusal. Pola kunyah jadi berubah, karena pasien berusaha menghindari kontak prematur ini. Walaupun beban oklusal sekarang berkurang. Perubahan pola ini mungkin saja menyebabkan disfungsi otot kunyah.

7.      Manfaat Psikologik.
Terutama kehuilangan gigi depan dapat membawa dampak psikologik pada penderita yaitu karena estetika terganggu. Terutama berhubungan dengan profesi penderita yang harus selalu berhadapan dengan khalayak ramai, misal penyiar tv atau guru dan lain-lain.

8.      Pemulihan Fungsi Estetik

Alasan utama seorang pasien mencari perawatan prostodontik biasanya karena masalah estetik, baik yang disebabkan hilangnya, berubah bentuk, susunan, warna maupun berjejalnya gigi geligi. Nampaknya banyak sekali pasien yang dapat menerima kenyataan hilangnya gigi, dalam jumlah besar sekalipun, sepanjang penampilan wajahnya tidak terganggu. Penderita dengan gigi depan malposisi,pr otr usif atau berjejal dan tak dapat diperbaiki dengan perawatanort odonti k, tetapi tetap ingin memperbaiki penampilan wajahnya, biasanya dibuatkan suatu geligi tiruani mi di at yang dipasang langsung segera setelah pencabutan gigi.