Pengaruh
Topografi, Kemiringan, Iklim, Air, Vegetasi Dan Waktu Terhadap Berbagai Macam
Jenis Keruntuhan Tanah/Batuan
1. Runtuhan
(Fall)
Jenis
gerakantanah ini bergerak dengan sedikit atau tanpa perpindahan geser antara
material, lebih banyak bergerak melalui media udara dengan cara dengan cara
jatuh bebas, meloncat atau mengelinding. Runtuhan biasanya terjadi pada lereng
terjal sampai tegak, biasanya ini terjadi kaena adanya pemotongan lereng yang
tidak memperhitungkan nilai kestabilan lerengnya.
·
Topography, bentuk
permukaan bumi yang berupa tebingtebing terjal memungkinkan terjadinya runtuhan
batu secara jatuh bebas atau di sebut juga runtuhan.
·
Kemiringan, kemiringan
lereng yang memungkinkan terjadinya runtuhan adalah berupa lereng terjal.
·
Iklim, perubahan iklim
secara terus menerus mengakibatkan pelapukan dan gaya tahan berkurang. Kemarau panjang dapat menyebabkan retakan
pada tanah dan batuan. Ketika berganti musim penghujan retakan tersebut terisi
oleh air dan menyebabkan lemahnya batuan tersebut.
·
Air, air berperan dalam
proses pelapukan batuan.
·
Vegetasi, sistem
perakaran dari pohon yang baik membantu menahan tanah dan batuan dari
perherakan. Tetapi beban dari pohon itu sendiri menambah gaya dorong akibat
gravitasi
·
Waktu, bervariasi
tergantung perubahan iklim dan jenis tanah. Semakin ekstrim iklim yang di
hadapi maka biasanya semakin memudahkan terjadinya runtuhan.
2. Rebahan
(Topples)
Jenis
gerakantanah ini bergerak di bawah pengaruh momen putar dengan letak titik poros
putaran di bawah titik pusat gravitasi masa. Biasanya terjadi pada batuan di
lereng sangat terjal sampai tegak yang mempunyai bidang – bidang diskontinuitas
hampir tegak, dipengaruhi oleh tekanan air pada retakan – retakan lebih sering
terjadi pada lereng tanah.
·
Topography, bentuk
lereng yang memungkinkan terjadinya rebahan berupa lereng lereng yang terjal di
sertai bidang yang terpisah atau jenis batuan yang berbeda tegak lurus.
Sehingga diskontinuitas yang hampir tegak lurus ini memungkinkan tanah di
depannya rebah.
·
Kemiringan, kemiringan
lereng yang memungkinkan terjadinya rebahan adalah lereng yang terjal
·
Iklim, perubahan iklim
secara terus menerus mengakibatkan pelapukan dan gaya tahan berkurang. Kemarau panjang dapat menyebabkan retakan
pada tanah dan batuan. Ketika berganti musim penghujan retakan tersebut terisi
oleh air dan menyebabkan lemahnya batuan tersebut
·
Air, air yang masuk di
antara celah lapisan batuan yang terdapat diskontinuitas menyebabkan semakin
berkurangnya gaya yang menahan lapisan batuan di depannya. Sehingga terjadilah
rebahan.
·
Vegetasi, sistem
perakaran berfungsi menambah gaya yang menahan bidang lereng
·
Waktu, bervariasi
tergantung perubahan iklim dan jenis tanah. Semakin ekstrim iklim yang di
hadapi maka biasanya semakin memudahkan terjadinya runtuhan.
3. Longsoran
(Slide)
Jenis
gerakantanah ini bergerak di sepanjang satu atau beberapa bidang lincir,
longsoran ini dibedakan dalam 2 janis :
1. Longsoran
Rotasi atau nendatan (Slump) longsoran ini bergerak pada bidang lincir
berbentuk cekung, di bawah pengaruh gaya momen putar yang titik porosnya
terletak di atas titik pusat gravitasi.
·
Topography, bidang gelincir berbentuk cekung
·
Kemiringan, kemiringan
lereng yang cukup curam.
·
Iklim, perubahan iklim
menyebabkan tanah tidak stabil. Ketika mengalami kekeringan, akan terbentuk
retakan tanah. Ketika memasuki musim penghujan air akan merembes melalui celah
celah retakan hingga bidang cekung yang memungkinkan terjadinya longsoran
rotasi
·
Air, air yang merembes
hingga bidang cekung di lapisan bawah tanah.
·
Vegetasi, ketiadaan
vegetasi menyebabkan gaya yang menahan tidak sebanding dengan gaya dorong
akibat gravitasi.
·
Waktu, waktu yang lazim
terjadinya longsoran ini adalah musim penghujan.
2. Gerakan
dengan betuk blok atau pecahan masa koheren, baik batuan maupun tanah yang
bergerak bersama bidang geser atau di atas material yang telah berubah bentuk
akibat dari pembuburan (Liquified)atau aliran plastis dari material pada bagian
bawah.
·
Topography, lereng
tanah/bebatuan yang cukup curam dan terdapat liquified pada lapisan batuan di
bawahnya dengan bidang gelincirbyang cenderung lurus.
·
Kemiringan, bentuk
lereng yang mempengaruhi dengan kemiringan yang cukup curam.
·
Iklim, perubahan iklim
menyebabkan tanah tidak stabil. Ketika mengalami kekeringan, akan terbentuk
retakan tanah. Ketika memasuki musim penghujan air akan merembes melalui celah
celah retakan hingga bidang gelincir yang memungkinkan terjadinya longsoran
rotasi
·
Air, berpengaruh dalam
proses pelapukan batuan, erosi dan liquified lapisan batuan di bawahnya.
·
Vegetasi, berpengaruh
pada penyerapan dan daya ikat sistem perakaran dengan tanah. Tanpa vegetasi
lereng menjadi lemah dan rawan longsor.
·
Waktu, umur batuan dan
perubahan iklim
4. Pancaran
Lateral (Lateral Spreed)
Jenis
gerakantanah ini bergerak dengan cara translasi pada kemiringan landai sampai
datar.
·
Topography, Gerakan
ini banyak terjadi
pada batuan dasar, terutama yang terletak pada puncak tebing.
·
Kemiringan, biasanya
terjadi pada lereng yang landai hingga datar
·
Iklim, pengaruh iklim
pada lateral spreading adalah retakan karena perubahan iklim
·
Air, air membantu
proses penyebaran dan pelapukan batuan serta liquified.
·
Vegetasi, sebagai
penahan (sistem perakaran) dan menjaga kestabilan siklus air pada lereng.
·
Waktu, biasanya
berlangsung dalam waktu yangg cukup panjang.
5. Aliran
(Flows)
Gerakantanah
ini dapat terjadi pada batuan, tetapi lebih sering terjadi pada bahan rombakan
atau tanah berbutir halus, aliran pada batuan dan pada bahan rombakan/tanah
bergerak dengan mekanisme yang berbeda. Aliran biasanya terjadi pada bahan
rombakan (debris), tanah berbutir halus (pasir halus, lanau, lempung) atau
lempung yang membubur. Bentuk gerakantanah ini di bedakan menjadi aliran bahan
rombakan (debris flow), aliran tanah (earth flow) dan aliran lumpur (mud flow).
·
Topography, bentuk dan
kemiringan lereng berpengaruh pada kecepatan jan jenis aliran.
·
Kemiringan, lereng yang
curam meningkatkan gaya dorong material lereng. Aliran cepat (rapid flowage)
biasanya terjadi pada lereng yang curam sedangkan rayapan (creep) dan aliran
lambat biasanya terjadi pada lereng yang lebih landai.
·
Iklim dan air, musim
penghujan mengakibatkan tanah menjadi jenuh air. Aliran (flows) terjadi pada
tanah dan batuan yang jenuh air
·
Vegetasi, pepohonan
mencegah terjadiny aliran karena bersifat menyerap air tanah menjaga jumlah air
pada tanah. Sistem perakaran meningkatkan gaya tahan tanah mencegah terjadinya
flows.
·
Waktu, bervariasi dari
rayapan, aliran lambat, hingga aliran cepat.