Jumat, 16 Juli 2010

7 Keajaiban Alam

Bagi mereka yang suka berkeliling dunia, informasi ini mungkin bermanfaat bagi anda.
Inilah daftar keajaiban dunia alami disusun oleh CNN:
1. Grand Canyon.



Grand Canyon adalah sebuah jurang tebing-terjal, diukir oleh Sungai Colorado, di utara Arizona. Jurang ini merupakan satu dari Tujuh Keajaiban Dunia dan sebagian besar berada di Taman Nasional Grand Canyon; salah satu taman nasional pertama di Amerika Serikat. Presiden Theodore Roosevelt merupakan salah satu pendukung utama wilayah Grand Canyon, mengunjunginya dalam beberapa kesempatan untuk berburu singa gunung dan menikmati pemandangan alam yang luar biasa.
Jurang ini, diciptakan oleh Sungai Colorado memotong sebuah selat selama jutaan tahun, panjangnya kira-kira 446 km, dengan lebar mulai dari 6 sampai 29 km dan dengan kedalaman lebih dari 1.600 m. Hampir dari 2000 juta tahun sejarah Bumi telah terpotong oleh Sungai Colorado dan anak sungainya lapis demi lapis sedimen ketika Dataran Tinggi Colorado mulai terangkat.
2. Great Barrier Reef.



Karang Penghalang Besar (Bahasa Inggris: Great Barrier Reef) adalah kumpulan terumbu karang terbesar dunia yang terdiri dari kurang lebih 3.000 karang dan 900 pulau, yang membentang sepanjang 2.600 km. Karang ini berlokasi di Laut Koral, lepas pantai Queensland di timur laut Australia. Sebagian besar wilayah karang ini termasuk bagian yang dilindungi oleh Taman Laut Karang Penghalang Besar (Great Barrier Reef Marine Park).
Karang Penghalang Besar (KPB) dapat dilihat dari luar angkasa dan kadang disebut sebagai organisme tunggal terbesar di dunia. Pada kenyataannya, ia terbentuk dari berjuta organisme kecil, dikenal dengan sebutan polip koral (coral polyp). KPB dipilih sebagai sebagai salah satu Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1981.
3. Pelabuhan Rio de Janeiro.



Rio de Janeiro (bermakna “Sungai Januari” dalam bahasa Portugis) adalah ibu kota Negara Bagian Rio de Janeiro di Brasil bagian tenggara.
Letak pelabuhan Rio De Janeiro sangat unik yaitu tepat berada di ujung muara sungai antara pertemuan laut dan sungai.
4. Mount Everest.



Gunung Everest (bahasa Inggris: Mount Everest) adalah gunung tertinggi di dunia (jika diukur dari paras laut). Rabung puncaknya menandakan perbatasan antara Nepal dan Tibet; puncaknya berada di Tibet. Di Nepal, gunung ini disebut Sagarmatha (bahasa Sansekerta untuk “Dahi Langit”) dan dalam bahasa Tibet Chomolangma atau Qomolangma (”Bunda Semesta”).
Gunung ini mendapatkan nama bahasa Inggrisnya dari nama Sir George Everest. Nama ini diberikan oleh Sir Andrew Waugh, surveyor-general India berkebangsaan Inggris, penerus Everest. Puncak Everest merupakan salah satu dari Tujuh Puncak Utama di dunia.
5. Northern Lights.



Aurora adalah fenomena pancaran cahaya yang menyala-nyala pada lapisan ionosfer dari sebuah planet sebagai akibat adanya interaksi antara medan magnetik yang dimiliki planet tersebut dengan partikel bermuatan yang dipancarkan oleh matahari (angin matahari).
Di bumi, aurora terjadi di daerah di sekitar kutub Utara dan kutub Selatan magnetiknya. Aurora yang terjadi di daerah sebelah Utara dikenal dengan nama Aurora Borealis, yang dinamai bersempena Dewi Fajar Rom, Aurora, dan nama Yunani untuk angin utara, Boreas. Ini karena di Eropa, aurora sering terlihat kemerah-merahan di ufuk utara seolah-olah matahari akan terbit dari arah tersebut. Aurora borealis selalu terjadi di antara September dan Oktober dan Maret dan April. Fenomena aurora di sebelah Selatan yang dikenal dengan Aurora Australis mempunyai sifat-sifat yang serupa.
6. Volkano Paricutín.



Paricutín adalah gunung berapi yang terdapat di negara bagian Michoacán, Meksiko, yakni di dekat Desa Paricutín. Paricutín seringkali muncul dalam sejumlah versi Tujuh Keajaiban Dunia Alami.
Sebelum tahun 1943, gunung berapi tersebut tidaklah ada. Selama beberapa pekan, sejumlah suara aneh menggelegar seperti guntur, meski cuaca cerah. Suara tersebut ternyata disebabkan oleh getaran dalam tanah. Aktivitas seismik semakin intens hingga tangga 20 Februari, ketika petani setempat menyaksikan terbukanya retakan vulkanis di tengah-tengah ladang jagung. Menurut beberapa penuturan, penduduk setempat sempat menutup retakan tersebut dengan batuan dan tanah sebelum letusan kecil dan getaran yang cukup kuat melanda wilayah tersebut. Penduduk di desa sekitarnya kemudian mengungsi akibat aktivitas piroklastik mulai terjadi, dan dalam 24 jam kemudian retakan vulkanis tersebut menjadi gundukan gunung setinggi 50 meter. Seminggu kemudian, ketinggiannya menjadi dua kali lipat.
Pada bulan Maret, aktivitas gunung berapi tersebut semakin intens, dan menyemburkan debu sejauh beberapa kilometer ke udara dan mulai merambah ke kota Paricutín dan San Juan di dekatnya. Tanggal 12 Juni, lava mengalir hingga ke desa. Pada Bulan Agustus, kota Paricutín dan San Juan ditinggal oleh seluruh penduduknya, dan terkubur oleh lava dan debu.
Sebagian besar pertumbuhan gunung berapi tersebut terjadi pada tahun pertama, dan masih dalam fase piroklastik eksplosif. Pada akhir fase, yakni sekitar setahun kemudian, gunung api tersebut menjadi setinggi 336 meter. Selama delapan tahun ke depan, masih terjadi letusan, meski sebagian besar berupa erupsi kecil lava yang merusak kawasan seluas 25 km2. Aktivitas gunung berapi tersebut mulai mereda setelah 6 bulan letusan terakhir, dimana pada waktu itu sering terjadi aktivitas letusan yang dahsyat.
Sejak tahun 1952, Gunung Paricutín tidak terjadi kembali, dan gunung tersebut setinggi 424 meter. Seperti umumnya cinder cone, Paricutín adalah gunung berapi monogenetik, yang berarti tidak akan meletus lagi.
Aktivitas vulkanis merupakan hal biasa bagi dataran Meksiko. Paricutín hanyalah gunung termuda diantara 1.400 gunung berapi yag membentang di jalur vulkanis Trans-Meksiko. Gunung Paricutín sangatlah unik, karena kejadiannya dapat diamati sejak awal. Ajaibnya, tak ada catatan korban meninggal yang diakibatkan oleh letusan, meski 3 orang tercatat tewas akibat sambaran petir yang dihubungkan dengan Paricutín.
7. Air terjun Victoria.


Air terjun Victoria merupakan salah satu air terjun paling spektakuler di dunia. Air terjun ini terletak di Sungai Zambezi, yang pada saat ini membentuk perbatasan antara Zambia dan Zimbabwe. Air terjun ini memiliki lebar kira-kira 1 mil (1,6 km), dengan ketinggian 128m (420 kaki).
David Livingstone, penjelajah Skotlandia, mengunjungi danau ini pada 1855 dan menamakannya atas nama Ratu Victoria, sedangkan nama lokalnya adalah Mosi-oa-Tunya, “asap menggelegar.” Air terjun ini merupakan bagian dari dua taman nasional, Mosi-oa-Tunya National Park di Zambia dan Victoria Falls National Park di Zimbabwe, dan juga Situs Warisan Dunia UNESCO. Air terjun ini merupakan obyek wisata utama di Afrika Selatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar