Selasa, 29 Desember 2015

Pengaruh Topografi, Kemiringan, Iklim, Air, Vegetasi Dan Waktu Terhadap Berbagai Macam Jenis Keruntuhan Tanah/Batuan

Pengaruh Topografi, Kemiringan, Iklim, Air, Vegetasi Dan Waktu Terhadap Berbagai Macam Jenis Keruntuhan Tanah/Batuan
1. Runtuhan (Fall)

Jenis gerakantanah ini bergerak dengan sedikit atau tanpa perpindahan geser antara material, lebih banyak bergerak melalui media udara dengan cara dengan cara jatuh bebas, meloncat atau mengelinding. Runtuhan biasanya terjadi pada lereng terjal sampai tegak, biasanya ini terjadi kaena adanya pemotongan lereng yang tidak memperhitungkan nilai kestabilan lerengnya.
·         Topography, bentuk permukaan bumi yang berupa tebingtebing terjal memungkinkan terjadinya runtuhan batu secara jatuh bebas atau di sebut juga runtuhan.
·         Kemiringan, kemiringan lereng yang memungkinkan terjadinya runtuhan adalah berupa lereng terjal.
·         Iklim, perubahan iklim secara terus menerus mengakibatkan pelapukan dan gaya tahan berkurang.  Kemarau panjang dapat menyebabkan retakan pada tanah dan batuan. Ketika berganti musim penghujan retakan tersebut terisi oleh air dan menyebabkan lemahnya batuan tersebut.
·         Air, air berperan dalam proses pelapukan batuan.
·         Vegetasi, sistem perakaran dari pohon yang baik membantu menahan tanah dan batuan dari perherakan. Tetapi beban dari pohon itu sendiri menambah gaya dorong akibat gravitasi
·         Waktu, bervariasi tergantung perubahan iklim dan jenis tanah. Semakin ekstrim iklim yang di hadapi maka biasanya semakin memudahkan terjadinya runtuhan.
2. Rebahan (Topples)

Jenis gerakantanah ini bergerak di bawah pengaruh momen putar dengan letak titik poros putaran di bawah titik pusat gravitasi masa. Biasanya terjadi pada batuan di lereng sangat terjal sampai tegak yang mempunyai bidang – bidang diskontinuitas hampir tegak, dipengaruhi oleh tekanan air pada retakan – retakan lebih sering terjadi pada lereng tanah.

·         Topography, bentuk lereng yang memungkinkan terjadinya rebahan berupa lereng lereng yang terjal di sertai bidang yang terpisah atau jenis batuan yang berbeda tegak lurus. Sehingga diskontinuitas yang hampir tegak lurus ini memungkinkan tanah di depannya rebah.
·         Kemiringan, kemiringan lereng yang memungkinkan terjadinya rebahan adalah lereng yang terjal
·         Iklim, perubahan iklim secara terus menerus mengakibatkan pelapukan dan gaya tahan berkurang.  Kemarau panjang dapat menyebabkan retakan pada tanah dan batuan. Ketika berganti musim penghujan retakan tersebut terisi oleh air dan menyebabkan lemahnya batuan tersebut
·         Air, air yang masuk di antara celah lapisan batuan yang terdapat diskontinuitas menyebabkan semakin berkurangnya gaya yang menahan lapisan batuan di depannya. Sehingga terjadilah rebahan.
·         Vegetasi, sistem perakaran berfungsi menambah gaya yang menahan bidang lereng
·         Waktu, bervariasi tergantung perubahan iklim dan jenis tanah. Semakin ekstrim iklim yang di hadapi maka biasanya semakin memudahkan terjadinya runtuhan.

3. Longsoran (Slide)
Jenis gerakantanah ini bergerak di sepanjang satu atau beberapa bidang lincir, longsoran ini dibedakan dalam 2 janis :
1. Longsoran Rotasi atau nendatan (Slump) longsoran ini bergerak pada bidang lincir berbentuk cekung, di bawah pengaruh gaya momen putar yang titik porosnya terletak di atas titik pusat gravitasi.

·         Topography, bidang gelincir berbentuk cekung
·         Kemiringan, kemiringan lereng yang cukup curam.
·         Iklim, perubahan iklim menyebabkan tanah tidak stabil. Ketika mengalami kekeringan, akan terbentuk retakan tanah. Ketika memasuki musim penghujan air akan merembes melalui celah celah retakan hingga bidang cekung yang memungkinkan terjadinya longsoran rotasi
·         Air, air yang merembes hingga bidang cekung di lapisan bawah tanah.
·         Vegetasi, ketiadaan vegetasi menyebabkan gaya yang menahan tidak sebanding dengan gaya dorong akibat gravitasi.
·         Waktu, waktu yang lazim terjadinya longsoran ini adalah musim penghujan.
2. Gerakan dengan betuk blok atau pecahan masa koheren, baik batuan maupun tanah yang bergerak bersama bidang geser atau di atas material yang telah berubah bentuk akibat dari pembuburan (Liquified)atau aliran plastis dari material pada bagian bawah.

·         Topography, lereng tanah/bebatuan yang cukup curam dan terdapat liquified pada lapisan batuan di bawahnya dengan bidang gelincirbyang cenderung lurus.
·         Kemiringan, bentuk lereng yang mempengaruhi dengan kemiringan yang cukup curam.
·         Iklim, perubahan iklim menyebabkan tanah tidak stabil. Ketika mengalami kekeringan, akan terbentuk retakan tanah. Ketika memasuki musim penghujan air akan merembes melalui celah celah retakan hingga bidang gelincir yang memungkinkan terjadinya longsoran rotasi
·         Air, berpengaruh dalam proses pelapukan batuan, erosi dan liquified lapisan batuan di bawahnya.
·         Vegetasi, berpengaruh pada penyerapan dan daya ikat sistem perakaran dengan tanah. Tanpa vegetasi lereng menjadi lemah dan rawan longsor.
·         Waktu, umur batuan dan perubahan iklim
4. Pancaran Lateral (Lateral Spreed)
Jenis gerakantanah ini bergerak dengan cara translasi pada kemiringan landai sampai datar.
·         Topography, Gerakan ini banyak terjadi pada batuan dasar, terutama yang terletak pada puncak tebing.
·         Kemiringan, biasanya terjadi pada lereng yang landai hingga datar
·         Iklim, pengaruh iklim pada lateral spreading adalah retakan karena perubahan iklim
·         Air, air membantu proses penyebaran dan pelapukan batuan serta liquified.
·         Vegetasi, sebagai penahan (sistem perakaran) dan menjaga kestabilan siklus air pada lereng.
·         Waktu, biasanya berlangsung dalam waktu yangg cukup panjang.

5. Aliran (Flows)

Gerakantanah ini dapat terjadi pada batuan, tetapi lebih sering terjadi pada bahan rombakan atau tanah berbutir halus, aliran pada batuan dan pada bahan rombakan/tanah bergerak dengan mekanisme yang berbeda. Aliran biasanya terjadi pada bahan rombakan (debris), tanah berbutir halus (pasir halus, lanau, lempung) atau lempung yang membubur. Bentuk gerakantanah ini di bedakan menjadi aliran bahan rombakan (debris flow), aliran tanah (earth flow) dan aliran lumpur (mud flow).
·         Topography, bentuk dan kemiringan lereng berpengaruh pada kecepatan jan jenis aliran.
·         Kemiringan, lereng yang curam meningkatkan gaya dorong material lereng. Aliran cepat (rapid flowage) biasanya terjadi pada lereng yang curam sedangkan rayapan (creep) dan aliran lambat biasanya terjadi pada lereng yang lebih landai.
·         Iklim dan air, musim penghujan mengakibatkan tanah menjadi jenuh air. Aliran (flows) terjadi pada tanah dan batuan yang jenuh air
·         Vegetasi, pepohonan mencegah terjadiny aliran karena bersifat menyerap air tanah menjaga jumlah air pada tanah. Sistem perakaran meningkatkan gaya tahan tanah mencegah terjadinya flows.
·         Waktu, bervariasi dari rayapan, aliran lambat, hingga aliran cepat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar